Berikut ini adalah TIPs agar shalat kita menjadi khusyu’ dan konsiten dalam mengerjakannya, insya Allah:
Untuk mendapatkan shalat yang khusyu’ perlu adanya persiapan-persiapan, sedangkan persiapan yang dimaksud adalah persiapan bathin dan persiapan fisik beserta sarana-sarananya.
Persiapan bathin diantaranya:
1. Menghadirkan dalam hati untuk apa kita ada di dunia. Kita hidup di dunia yakni untuk beribadah kepada Allah Rabb semesta alam. Diantara ibadah yang diperintahkan kepada kita adalah shalat. Maka mengerjakan shalat adalah kewajiban kita sebagai hamba Allah yang wajib ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Kalau kita hendak menghadap Bos (atasan, juragan dll) saja perlu adanya persiapan yang mantap, apalagi kita hendak menghadap Dzat yang menciptakan kita dan seluruh jagat raya. Bagaimana persiapan kita???
2. Hadirkan dalam hati bahwa ibadah shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan dan termasuk amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab (diperhitungkan) pada hari kiamat, maka kita akan melaksanakan shalat sebaik-sebaik shalat agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung.
3. Jika kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada menit-menit berikutnya, apatah lagi kita tidak tahu apakah menit berikutnya kita masih hidup?? Maka hadirkan dalam hati bahwa shalat yang kita kerjakan pada saat ini adalah sebagai shalat terakhir kita di dunia.
4. Hadirkan dalam hati bahwa perbuatan dosa yang kita lakukan seperti kelalaian dalam menyambut seruan-Nya, kedurhakaan, kufur nikmat dan dosa-dosa lainnya sudah membuncah memenuhi langit dan bumi, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa tersebut kecuali rahmat Allah yang kita harapkan, maka hadirkan dalam hati kita bahwa shalat yang akan kita kerjakan adalah shalat terakhir kita yang diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
5. Tanamkan dalam hati bahwa hari-hari setelah kematian kita adalah hari-hari yang sangat mengerikan sebelum datangnya hari kiamat. Hadirkan dalam hati, semoga shalat yang kita kerjakan sebagai amal sholeh yang diterima dan sebagai syafa’at di alam kubur dan di hari kiamat nanti. Apakah sholat kita yang terakhir ini akan kita sia-siakan????
6. Dan masih banyak lagi peringatan-peringatan lainnya untuk menyadarkan hati kita agar kita tidak lalai dalam shalat.
Persiapan fisik beserta sarana-sarananya diantaranya:
1. Perbanyak dzikrullah di waktu-waktu yang luang seperti istighar, tasbih, tahlil, tahmid dll. Baju yang kotor lebih layak untuk dibersihkan, sebelum diberi wewangian atau perhiasan lainnya. Maka jiwa yang berdosa lebih layak untuk memperbanyak taubat dan istighfar agar hati menjadi lunak dan lembut menerima setiap kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Diantara kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah perintah shalat!
2. Bersihkan tempat dan pakaian kita dari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan shalat. Bersih dari najis, suara musik atau suara gaduh, gambar-gambar, patung, minuman khamr dan hal-hal lain yang dapat mengganggu kekhusyukkan shalat.
3. Pahami dan pelajari tentang kaifiyat shalat baik rukun dan syarat-syarat sahnya shalat. Memahami setiap bacaan shalat akan dapat membantu kita dalam melaksanakan shalat yang khusyu’. Bagaimana pendapat kita jika seseorang berkomunikasi di hadapan seorang raja sedangkan ia tidak memahami apa yang ia ucapkan? Dapatkah ia mendapatkan keridhaan raja atau hukuman?
4. Jaga perut agar tidak terlalu kenyang atau lapar. Perut yang kenyang menyebabkan kantuk, sedangkan perut yang lapar akan hilang konsentrasi.
5. Selesaikan segala urusan yang akan menganggu kekhusyukan shalat 1 jam sebelum shalat dimulai atau ditunda terlebih dahulu.
6. Pakailah pakaian atau mukena yang terbaik untuk shalat, yang bersih dari kotoran dan najis serta gambar-gambar yang bernyawa.
7. Kenakan wangi-wangian bagi lelaki sebelum melaksanakan shalat, sedangkan untuk wanita boleh memakai wangi-wangian di dalam rumah. Jika ia hendak keluar rumah untuk melaksanakan shalat berjama’ah maka ada larangan bagi wanita memakai wewangian diluar rumahnya.
8. Berjalan dengan tenang menuju tempat shalat, tidak tergesa-gesa agar denyut nadi dalam keadaan tenang sebelum melaksanakan shalat.
9. Berwudhu’lah dengan tertib dan thuma’minah agar tidak ada anggota wudhu’ yang terlewatkan. Dan jangan lupa berdoa setelah selesai mengerjakan wudhu’.
10. Lakukan shalat di awal waktu, jangan ditunda-tunda. Shalat berjama’ah di masjid lebih utama dikerjakan dibandingkan shalat sendirian di rumah.
11. Berdirilah shalat dengan menghadap sutrah (pembatas shalat) agar shalat kita tidak terputus karena ada sesuatu yang dapat membatalkannya.
12. Mohonlah perlindungan kepada Allah sebelum melakukan shalat dengan membaca ta’awudz.
13. Hadapkan seluruh jiwa raga kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla saat kita mengerjakan shalat. Dalam kitab Kasyful Ghitha, hal. 137-138 disebutkan bahwa rahasia, ruh dan inti shalat adalah menghadapkan seluruh jiwa raga kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Ka’bah yang merupakan rumah Allah adalah Kiblat bagi wajah dan badan orang yang melakukan shalat. Dan pemilik rumah itu (Ka’bah), yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kiblat hati dan ruhnya. Allah akan menghadap kepada seorang hamba di dalam shalat selama hamba itu menghadapkan wajah dan hatinya kepada Allah. Jika ia berpaling maka Allah akan berpaling darinya.
Demikian semestinya yang menjadi perhatian kita, demi mengantarkan diri-diri kita dan keluarga kita ke gerbang kebahagiaan dunia dan akhiratnya dengan selalu menjaga sholat yang khusyu’ serta sabar dalam mengerjakannya. Siapa kiranya yang tak tergiur dengan janji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak pernah diselisihi-Nya:
“Dan orang-orang yang menjaga shalatnya, mereka itu dimuliakan di dalam surga.” (Al-Ma’arij: 34-35)
Saudaraku,
Kehidupan dunia dengan segala konsekuensinya hanyalah sesuatu yang semu dan belum final. Kesejatian dalam kehidupan hanya dapat dirasakan di akhirat nanti. Di akhiratlah setiap orang akan mendapat balasan yang seadil-adilnya atas segala perbuatannya di dunia dan akan terbukti dengan jelas siapa orang-orang yang mempunyai posisi yang mulia atau hina-dina di hadapan Allah, Al-Aziizul Hakim. Kesadaran ini akan membuat kita dapat menyikapi realitas kehidupan dunia secara wajar dan proporsional. Tak lupa daratan jika harapan menjadi nyata, juga tidak terlalu berduka atau putus asa bila keinginan tak terwujud. Kita pun dapat tetap tersenyum tulus dalam menjalani hari-hari yang kadang sepahit empedu di bumi Allah yang fana ini. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam:
“Barang siapa yang selalu memikirkan akhiratnya, maka Allah akan menjadikan hatinya kaya.” (HR. Turmudzi)
Saudaraku,
Perjalanan hidup di dunia hanyalah sebentar. Tidak akan lama … Semoga kita bisa bertahan dalam menapaki sisa umur kita dengan selalu menjalankan ketaatan kepada-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Saudaraku! Bertahan … dan selalu bertahan serta sabar dalam keimanan hingga selamat di penghujung usia dengan husnul khatimah. Semoga Allah senantiasa mengampuni dan merahmati kita fied dunya wal akhirat. Aamien. Allahumma Aamien.
“Ya Allah… Karuniakan kepada kami keberanian serta kemampuan untuk mengubah apa yang bisa diubah, ketabahan dalam menerima apa yang tidak bisa diubah dan kebijakan untuk membedakan keduanya.”
“Ya Allah… Karuniakan kepada kami ketenangan jiwa, yaqin akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridla dengan segala ketentuan-Mu.”
Wallahu a’lam bishawab.
Untuk mendapatkan shalat yang khusyu’ perlu adanya persiapan-persiapan, sedangkan persiapan yang dimaksud adalah persiapan bathin dan persiapan fisik beserta sarana-sarananya.
Persiapan bathin diantaranya:
1. Menghadirkan dalam hati untuk apa kita ada di dunia. Kita hidup di dunia yakni untuk beribadah kepada Allah Rabb semesta alam. Diantara ibadah yang diperintahkan kepada kita adalah shalat. Maka mengerjakan shalat adalah kewajiban kita sebagai hamba Allah yang wajib ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Kalau kita hendak menghadap Bos (atasan, juragan dll) saja perlu adanya persiapan yang mantap, apalagi kita hendak menghadap Dzat yang menciptakan kita dan seluruh jagat raya. Bagaimana persiapan kita???
2. Hadirkan dalam hati bahwa ibadah shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan dan termasuk amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab (diperhitungkan) pada hari kiamat, maka kita akan melaksanakan shalat sebaik-sebaik shalat agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung.
3. Jika kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada menit-menit berikutnya, apatah lagi kita tidak tahu apakah menit berikutnya kita masih hidup?? Maka hadirkan dalam hati bahwa shalat yang kita kerjakan pada saat ini adalah sebagai shalat terakhir kita di dunia.
4. Hadirkan dalam hati bahwa perbuatan dosa yang kita lakukan seperti kelalaian dalam menyambut seruan-Nya, kedurhakaan, kufur nikmat dan dosa-dosa lainnya sudah membuncah memenuhi langit dan bumi, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa tersebut kecuali rahmat Allah yang kita harapkan, maka hadirkan dalam hati kita bahwa shalat yang akan kita kerjakan adalah shalat terakhir kita yang diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
5. Tanamkan dalam hati bahwa hari-hari setelah kematian kita adalah hari-hari yang sangat mengerikan sebelum datangnya hari kiamat. Hadirkan dalam hati, semoga shalat yang kita kerjakan sebagai amal sholeh yang diterima dan sebagai syafa’at di alam kubur dan di hari kiamat nanti. Apakah sholat kita yang terakhir ini akan kita sia-siakan????
6. Dan masih banyak lagi peringatan-peringatan lainnya untuk menyadarkan hati kita agar kita tidak lalai dalam shalat.
Persiapan fisik beserta sarana-sarananya diantaranya:
1. Perbanyak dzikrullah di waktu-waktu yang luang seperti istighar, tasbih, tahlil, tahmid dll. Baju yang kotor lebih layak untuk dibersihkan, sebelum diberi wewangian atau perhiasan lainnya. Maka jiwa yang berdosa lebih layak untuk memperbanyak taubat dan istighfar agar hati menjadi lunak dan lembut menerima setiap kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Diantara kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah perintah shalat!
2. Bersihkan tempat dan pakaian kita dari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan shalat. Bersih dari najis, suara musik atau suara gaduh, gambar-gambar, patung, minuman khamr dan hal-hal lain yang dapat mengganggu kekhusyukkan shalat.
3. Pahami dan pelajari tentang kaifiyat shalat baik rukun dan syarat-syarat sahnya shalat. Memahami setiap bacaan shalat akan dapat membantu kita dalam melaksanakan shalat yang khusyu’. Bagaimana pendapat kita jika seseorang berkomunikasi di hadapan seorang raja sedangkan ia tidak memahami apa yang ia ucapkan? Dapatkah ia mendapatkan keridhaan raja atau hukuman?
4. Jaga perut agar tidak terlalu kenyang atau lapar. Perut yang kenyang menyebabkan kantuk, sedangkan perut yang lapar akan hilang konsentrasi.
5. Selesaikan segala urusan yang akan menganggu kekhusyukan shalat 1 jam sebelum shalat dimulai atau ditunda terlebih dahulu.
6. Pakailah pakaian atau mukena yang terbaik untuk shalat, yang bersih dari kotoran dan najis serta gambar-gambar yang bernyawa.
7. Kenakan wangi-wangian bagi lelaki sebelum melaksanakan shalat, sedangkan untuk wanita boleh memakai wangi-wangian di dalam rumah. Jika ia hendak keluar rumah untuk melaksanakan shalat berjama’ah maka ada larangan bagi wanita memakai wewangian diluar rumahnya.
8. Berjalan dengan tenang menuju tempat shalat, tidak tergesa-gesa agar denyut nadi dalam keadaan tenang sebelum melaksanakan shalat.
9. Berwudhu’lah dengan tertib dan thuma’minah agar tidak ada anggota wudhu’ yang terlewatkan. Dan jangan lupa berdoa setelah selesai mengerjakan wudhu’.
10. Lakukan shalat di awal waktu, jangan ditunda-tunda. Shalat berjama’ah di masjid lebih utama dikerjakan dibandingkan shalat sendirian di rumah.
11. Berdirilah shalat dengan menghadap sutrah (pembatas shalat) agar shalat kita tidak terputus karena ada sesuatu yang dapat membatalkannya.
12. Mohonlah perlindungan kepada Allah sebelum melakukan shalat dengan membaca ta’awudz.
13. Hadapkan seluruh jiwa raga kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla saat kita mengerjakan shalat. Dalam kitab Kasyful Ghitha, hal. 137-138 disebutkan bahwa rahasia, ruh dan inti shalat adalah menghadapkan seluruh jiwa raga kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Ka’bah yang merupakan rumah Allah adalah Kiblat bagi wajah dan badan orang yang melakukan shalat. Dan pemilik rumah itu (Ka’bah), yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kiblat hati dan ruhnya. Allah akan menghadap kepada seorang hamba di dalam shalat selama hamba itu menghadapkan wajah dan hatinya kepada Allah. Jika ia berpaling maka Allah akan berpaling darinya.
Demikian semestinya yang menjadi perhatian kita, demi mengantarkan diri-diri kita dan keluarga kita ke gerbang kebahagiaan dunia dan akhiratnya dengan selalu menjaga sholat yang khusyu’ serta sabar dalam mengerjakannya. Siapa kiranya yang tak tergiur dengan janji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak pernah diselisihi-Nya:
“Dan orang-orang yang menjaga shalatnya, mereka itu dimuliakan di dalam surga.” (Al-Ma’arij: 34-35)
Saudaraku,
Kehidupan dunia dengan segala konsekuensinya hanyalah sesuatu yang semu dan belum final. Kesejatian dalam kehidupan hanya dapat dirasakan di akhirat nanti. Di akhiratlah setiap orang akan mendapat balasan yang seadil-adilnya atas segala perbuatannya di dunia dan akan terbukti dengan jelas siapa orang-orang yang mempunyai posisi yang mulia atau hina-dina di hadapan Allah, Al-Aziizul Hakim. Kesadaran ini akan membuat kita dapat menyikapi realitas kehidupan dunia secara wajar dan proporsional. Tak lupa daratan jika harapan menjadi nyata, juga tidak terlalu berduka atau putus asa bila keinginan tak terwujud. Kita pun dapat tetap tersenyum tulus dalam menjalani hari-hari yang kadang sepahit empedu di bumi Allah yang fana ini. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam:
“Barang siapa yang selalu memikirkan akhiratnya, maka Allah akan menjadikan hatinya kaya.” (HR. Turmudzi)
Saudaraku,
Perjalanan hidup di dunia hanyalah sebentar. Tidak akan lama … Semoga kita bisa bertahan dalam menapaki sisa umur kita dengan selalu menjalankan ketaatan kepada-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Saudaraku! Bertahan … dan selalu bertahan serta sabar dalam keimanan hingga selamat di penghujung usia dengan husnul khatimah. Semoga Allah senantiasa mengampuni dan merahmati kita fied dunya wal akhirat. Aamien. Allahumma Aamien.
“Ya Allah… Karuniakan kepada kami keberanian serta kemampuan untuk mengubah apa yang bisa diubah, ketabahan dalam menerima apa yang tidak bisa diubah dan kebijakan untuk membedakan keduanya.”
“Ya Allah… Karuniakan kepada kami ketenangan jiwa, yaqin akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridla dengan segala ketentuan-Mu.”
Wallahu a’lam bishawab.
Posting Komentar